Rabu, November 05, 2008

RENDAH, TURIS CHINA KE INDONESIA

MESKI dunia dilanda krisis ekonomi, ternyata tidak berlaku bagi orang China. Buktinya,
jumlah orang China yang berwisata ke penjuru dunia mencapai 48 juta orang. Jumlah ini
meningkat pesat mencapai 67 juta orang pada tahun 2009. Sayangnya potensi pasar wisatawan China yang cukup besar, belum menggembirakan buat Indonesia.
Kunjungan turis dari China ke Indonesia masih sangat rendah, kecil. Sejak Januari hingga
September 2008 cuma 205.053 orang. Meski naik 43,34 persen dibanding periode yang sama tahun 2007 yang mencapai 143.049 orang, namun jumlah itu masih menyedihkan. Penyebabnya?
''Banyak faktor, promosi pariwisata ke China masih terbatas dan belum digarap secara
optimal juga keseriusan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) untuk menjaringnya jauh dari harapan,'' ungkap Dubes RI untuk China, Sudrajat, di Jakarta, belum lama ini.
Faktor lain, sambung Sudrajat, masih ada traumatik masa lalu, ditambah lagi peristiwa 1998, dan diperparah dengan kejadian Bom Bali yang membuat orang negeri tirai bambu itu mengambil langkah seribu untuk tidak datang dulu ke Indonesia. ''Nah gelombang recovery untuk datang ke Indonesia ini butuh waktu yang lama,'' ucapnya.
Selain itu, wisatawan China mengaku merasa tidak aman dan nyaman datang ke Indonesia, karena mereka takut ditangkap petugas di Indonesia, di saat mengisi waktu luang dengan bermain kartu Mayong atau bentuk permainan lainnya. ''Main kartu itu bukan berarti judi.
Ada tradisi, culture atau kebiasaan bagi orang China bila bertemu teman, lalu ngobrol
sambil main kartu mayong, hanya untuk ngisi waktu senggang, dan itu hal yang biasa, wajar. Jadi bukan berarti mereka judi, ungkap Sudrajat.
Kebiasaan lainnya, orang China selalu meminum teh di pagi hari dan soal makanan tidak
menjadi masalah, mengingat wisatawan China itu sangat ingin tau dengan makanan lokal. ''Nah kebiasaan ini seharusnya menjadi perhatian kita bersama, bagaimana orang China mau berwisata ke Indonesia jika masalah sepele saja, tak mampu diatasi bersama,'' katanya.
Saat ini ada trend baru bagi orang China yakni main golf. Di Negara RRC memiliki 400 lapangan golf dengan 4 juta pemain dari berbagai tingkat ketrampilan. Jumlah lapangan golf di RRC, sudah tidak mampu lagi menampung sehingga mereka bermain golf di negara lain.
''Ini kesempatan buat Indonesia untuk menjual wisata golf. Namun kendalanya jumlah pesawat terbangnya sangat terbatas,'' tandasnya.
Nurdin Purnomo, pengusaha pariwisata yang banyak ngurusi wisatawan dari China mengakui masalah airlines yang menjadi kendala bagi turis China datang ke Indonesia. ''Makanya saya jengkel kalau ada pejabat Depbudpar mentargetkan muluk-muluk bagi turis China maupun turis negara lain, yang tak diimbangi dengan jumlah armada pesawat terbang. Apa wisatawan disuruh berenang ke Indonesia,'' tegasnya.
Ketua Lembaga Indonesia-Cina Sukamdani Sahid Gitosardjono mengakui potensi turis China sangat besar. Apalagi, pendapatan per kapita lebih dari 2.000 dolar AS setiap tahun, sehingga dengan uang sebanyak itu mereka melakukan perjalanan wisata. ''Tapi kita kok malah kebagian kecil? Ada apa ini, pasti ada something wrong, ini yang harus dipecahkan,'' ungkapnya. (e)

Tidak ada komentar: