Selasa, November 25, 2008

DESTINASI SUNGAI MUSI MAKIN TAK BERSIH


SUNGAI Musi beserta jembatan Ampera, sudah menjadi ikon pariwisata Kota Palembang. Suasana di sekitar jembatan yang dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno tahun 1962, semakin bersih dan tertata rapi. Sayangnya kerapian itu harus dibayar mahal dengan kondisi sungai yang tidak bersih lagi. Sayang memang.
Enceng gondok kini tumbuh subur, makmur dan tak pernah tersentuh oleh tangan-tangan yang memiliki kepedulian tinggi untuk membersihkannya. Sampah plastik dan botol minuman - yang dibuang seenaknya oleh orang-orang yang kurang peduli lingkungan, telah ngambang dengan tenang di permukaan sungai.
Kondisi itu diperparah dengan bkeberadaan sampah rumah tangga bahkan industri yang menghiasi riak-riak kecil air Musi. Ditambah lagi, ranting pohon dan kayu besar yang hanyut bebas tanpa batas. Agaknya, aspek kebersihan sungai yang penuh kenangan, penuh sejarah, benar-benar belum terjaga kebersihannya.
Kotornya sungai Musi itu, kalau dibiarkan tidak hanya mengurangi keindahan sungai, tetapi dapat menghalangi aktivitas transportasi air di kawasan yang menjadi jalur lintas menuju pedalaman Sumatera Selatan. Lebih dari itu, menganggu pandangan mata wisatawan yang sedang menikmati panorama Sungai Musi.
Sungai Musi, tempat aktifitas segala kehidupan. Sungai Musi punya daya tarik sehingga banyak dikunjungi. Sungai Musi sudah menjadi ikon pariwisata. Apalagi untuk mendukung obyek wisata itu, ada Jembatan Ampera, ada benteng Kuto Baru, ada Museum, ada Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera), ada kapal wisata, ada wisata bahari Pulau Kemarau, ada wisata alam Bukit Siguntang, ada kawah Tengkurep, ada atraksi wisata.
Atraksi itu berupa Festival Perahu Naga Internasional atau "Sriwijaya International Dragon Boat Festival 2008", yang digelar di perairan Sungai Musi, pada 27-29 November 2008. Atraksi lain, Lomba Perahu Bidar Prestasi dan perahu hias yang digelar secara rutin setiap bulan Juni dan Agustus.
Memang sejak Sejak diluncurkan Program Visit Musi awal tahun 2007 lalu, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sumsel mengembirakan. Secara umum, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dan nusantara ke Sumsel pada tahun 2008, mencapai dua juta orang. Tahun 2007 lalu, hanya 1,3 juta orang.
Mereka yang berkunjung ke Sumsel, kebanyakan wisatawan nusantara, sementara turis asing masih relatif sedikit. Wisatawan mancanegara yang datang ke Sumsel sekitar 12.000-an orang, dari Malaysia dan Thailand. Harapan agar turis asing terus bertambah, memang bukan sekedar isapan jempol belaka.
Untuk itu, berbagai promosi, publikasi sudah disiarkan. Berbagai travel mart di tingkal nasional dan internasional sudah digencarkan. Target kunjungan wisatawan asing tahun 2009 pun ditetapkan dengan mengalami kenaikan sekitar 20-25 persen. Namun target itu bisa kacau dan gagal diraih, jika masalah-masalah kecil diabaikan, ya seperti Sungai Musi yang tidak bersih. (endy)

Tidak ada komentar: