Rabu, November 05, 2008

EMPAT PULAU WISATA TERCEMARI

PENCEMARAN masih menghantui pariwisata di Kepulauan Seribu. Selain pencemaran sampah rumah tangga dan limbah pabrik, kini tumpahan minyak mentah (Cued Oil) menambah beban penderitaan. Empat pulau yang jadi obyek wisata pun jadi korban. Pulau Tikus, Pulau Burung, Pulau Payung dan Pulau Pari kini tercemari.
Tumpahan minyak mentah dalam bentuk lempengan aspal ini, diduga berasal dari kebocoran tanker kapal milik PT Pertamina di Balongan, Indramayu saat mentransfer minyak mentah menuju pabrik pengolahan. Akibatnya, sekitar 100 ribu pohon mangrove yang berusia 5 bulan mati tak karuan. Juga, budidaya rumput laut di Pulau Pari mengalami nasib serupa, mati.
Selain itu, 179 kepala keluarga yang menghuni empat pulau itupun terancam. Bahkan, warga mendapat kerjaan tambahan untuk membersihkan pantai dan laut disekitar empat pulau, dengan melakukan pengangkatan lempengan aspal setebal 20 cm. Setelah dikumpulkan ada 3.784 karung.
''Itu hasil pengangkatan sejak dua minggu lalu. Sejak Senin (3/11) pengangkatan dihentikan karena sulitnya medan dan lempengan aspal mulai tenggelam, yang akhirnya akan merusak tumbuh karang dan biota laut,'' ungkap Bupati Administrasi Kepulaun Seribu, Abdurahman Andit di Jakarta, kemarin.
Sebenarnya, masalah pencemaran di Pulau Seribu sudah sering terjadi sejak 2003. Tercatat, lebih dari 7 kali terjadi pencemaran minyak di Perairan Kepulauan Seribu. Empat kali terjadi tahun 2003-2004. Empat tahun terakhir, ada 78 pulau di kawasan ini tercemar tumpahan minyak yakni, kawasan pinggiran juga jalur lalu lalang kapal pengangkut minyak, perusahaan transnasional. Ironisnya pencemaran ini tak pernah bisa diungkap.
Bahkan, ketika pencemaran terjadi Desember 2003, Penyidik Pengawai Negeri Sipil Lingkungan Hidup (PPNSLH) telah memproses berkas perkara kasus ini. Dan menetapkan tersangka pencemaran. Sayangnya, kasusnya lenyap begitu saja dan tak pernah diproses tuntas secara hukum di pengadilan. (e)

Tidak ada komentar: