Jumat, November 07, 2008

PANTAI LOSARI TERCEMAR MERCURI


PANTAI LOSARI memang sudah melekat di hati masyarakat Makassar, Sulawesi Selatan. Pantai yang ada di sebelah barat kota Makassar ini, menjadi tempat wisata, rekreasi bagi keluarga maupoun wisatawan untuk menghabiskan waktu dengan menyaksikan detik-detik tenggelamnya matahari, sunset.
Dulu, pantai ini dikenal sebagai pusat makanan laut di malam hari sehingga dijuluki warung terpanjang di dunia lantaran warung tenda berjejer hingga satu kilometer. Meski sudah dipindah di depan rumah Walikota Makassar yang masih di sekitar Pantai Losari, namun wisatawan masih tetap setia untuk datang.
Selain itu, sebagai tempat wisata bahari apalagi ditunjang dengan perairan pantai yang cukup tenang sehingga cocok untuk berenang, ski air, jet ski. Juga, kawasan pantai ini ada wisata sejarah Fort Rotterdam, benteng peninggalan pemerintah kolonial Belanda yang memiliki nilai sejarah tinggi dalam perjuangan bangsa.
Sayang, pantai yang tak berpasir, kini mengalami berbagai masalah yang sangat kompleks. Mulai masalah kemacetan akibat perkembangan kota, juga penurunan kualitas lingkungan akibat pencemaran industri, sampah dan rumah tangga. Kondisi ini berdampak pada kerusakan terumbu karang, perubahan morfologi pantai.
Pencemaran yang paling berat akibat limbah mercuri dari pedagang emas di pasar yang dekat dengan pantai Losari. Saat pedagang emas memasak untuk memudahkan proses pembentukan model. Biasanya air mercuri yang sudah dipakai, dibuang seenaknya melalui gorong-gorong, kemudian bahan kimia berbahaya itu mengalir ke pantai Losari, sehingga kadar mercuri bercampur air laut begitu cepat.
Memang, sepanjang Pantai Losari bermuara 14 outlet drainase kota, 7 di antaranya adalah outlet besar, yang memberikan kontribusi terhadap tercemarnya perairan. Belum adanya sistem pengendalian pencemaran berupa Sewage Treatment Plant dan pembuangan limbah yang langsung ke laut turut menjadikan masalah pencemaran menjadi isu penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan Pantai Losari.
Akibat pencemaran mercuri habitat ikan di pantai Losari dikhawatirkan bakal habis atau tidak layak lagi dikonsumsi, juga kerusakan tumbu karang semakin meradang. Buktinya, sudah banyak nelayan dan warga yang tinggal di pulau sekitar Makassar, yang mengonsumsi ikan di tepi pantai. Sekarang, mereka mengalami gangguan kulit berupa gatal dan borok.
Yang menyedihkan lagi, pencemaran mercuri yang melanda Pantrai Losari kini juga terjadi di pantai-pantai lain di sekitar Makassar. Indikasinya hasil penelitian Bapedalda Sulawesi Selatan sudah ditemukan namun demikian kadarnya meski rendah. Meski demikian, pencemaran mercuri dikawasan pantai di Makssar jangan dianggap remeh. Haruskah menunggu korban berjatuhan yang lebih banyak? (end/foto : ist)

Tidak ada komentar: