Jumat, November 16, 2007

KAMPANYE SADAR WISATA

BERITA WISATA :
Perkuat Pemberdayaan Masyarkat Wisata


Sejalan kebijakan strategis nasional mendorong percepatan pariwisata sebagai pilar utama pembangunan nasional, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata melaksanakan berbagai langkah strategis dan terobosan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran akselerasi yang akan dicapai.
Salah satu langkah penting yang ditempuh, memperkuat upaya-upaya pemberdayaan masyarakat di bidang pariwisata di seluruh wilayah di Indonesia.
Dalam kaitannya upaya itu, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata akan melaksanakan kegiatan Kampanye Nasional Sadar Wisata (KNSW) bertujuan membangun kembali komitmen seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menciptakan lingkungan dan suasana yang kondusif bagi tumbuh dan berkembangnya kegiatan kepariwisataan di berbagai daerah di tanah air, khususnya melalui penerapan dan perwujudan Sapta Pesona.
Kegiatan Kampanye Nasional Sadar Wisata (KNSW) tersebut akan dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 25 November 2007, bertempat di Lapangan Gazibo, Bandung, pada pukul 08.00 sd. 12.00 WIB bersamaan dengan penyelenggaraan parade seni dan budaya nasional " Kemilau Nusantara.
Kampanye Nasional Sadar Wisata akan dibacakan Deklarasi Nasional Peningkatan Sadar Wisata dan Pencanangan Kampanye Nasional Sadar Wisata (KNSW) oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata bersama dengan Menteri Dalam Negeri dan para Gubernur yang diikuti Penanaman Pohon Kehidupan dari seluruh Provinsi sebagai wujud kesatuan komitmen dari seluruh daerah, serta Penyerahan Panduan Nasional Pelaksanaan Sadar Wisata bagi Daerah.
Sebagai kegiatan pendukung yang mendahului kegiatan KNSW tersebut, pada hari Sabtu, tanggal 24 November 2007 akan dilaksanakan kegiatan:
1. Workshop Kampanye Nasional Sadar Wisata dan Pembentukan Polisi Pariwisata (venue: Hotel Savoy Homan, Bandung, pk. 08.00 " 17.00 WIB)
Workshop ini bertujuan untuk menghimpun masukan dan pemikiran mengenai langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk membangun kembali Sadar Wisata dan perwujudan Sapta Pesona di kalangan masyarakat, serta pengembangan peran Kepolisian dalam mendukung perwujudan Sapta Pesona, khususnya terkait dengan prinsip Keamanan dan Ketertiban.
Workshop akan diikuti peserta dari seluruh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi, perwakilan dari industri/ asosiasi pariwisata, kalangan perguruan tinggi, kalangan media, kalangan masyarakat/ LSM, kalangan POLRI (POLPAR) dan POLDA, Departemen/ dinas terkait..
2. Dialog Pokdarwis/ Klompenpar (venue: Padepokan Mang Udjo " Bandung, Pk. 14.00 " 16.00 WIB)
Dialog Pokdarwis/ klompenpar bertujuan untuk membangun komunikasi dan interaksi diantara pemangku kepentingan dalam pengembangan pariwisata, khususnya kelompok sadar wisata/ kelompok penggerak pariwisata dengan Pemerintah dan pihak terkait lainnya dalam rangka membangun langkah bersama untuk mewujudkan Sadar Wisata dan Sapta Pesona dalam pembangunan kepariwisataan nasional.
Dialog Pokdarwis/ Klompenpar tersebut akan dihadiri oleh Menbudpar beserta jajarannya, perwakilan dari Pokdarwis/ Klompenpar, kalangan industri/ asosiasi pariwisata pusat dan daerah, kalangan media dan masyarakat. (bp)

Wisata Danau Buatan

BERITA WISATA :
Obyek Wisata Tengah Kota Pekanbaru
MESKI sedikit tertatih-tatih, namun keseriusan Pekanbaru untuk mewujudkan Danau Buatan menjadi kawasan wisata termegah di Riau, terus diupayakan dengan membenahi infrastruktur menuju lokasi tersebut. Pembenahan itu diharapkan dapat menarik investor agar berinvestasi di Kelurahan Lembah Sari, Kecamatan Rumbai ini.
"Pemko kembali menganggarkan dana dalam APBD-P untuk pembangunan menuju kawasan tersebut. Terutama penambahan akses jalan yang sudah ada dan jalan di dalam lingkungan kawasan. Seperti pengerasan dan semenisasi," ujar Kepala Bappeda Kota Pekanbaru, Yusman Amin.
Untuk mempelancar dan memberikan kenyamanan kepada pengunjung, pemerintah akan melakukan semenisasi jalan sepanjang 1,5 kilometer yang berada di kawasan tersebut.
Sementara untuk pengadaan jalan tambahan di luar kawasan sepanjang 400 meter. "Sebetulnya jalan ke sana sudah ada. Hanya beberapa saja yang perlu di semenisasi lagi. Terutama jalan-jalan yang menghubungkan lokasi yang ada di dalam kawasan seluas 10
hektare tersebut," jelas Yusman.
Selain menganggarkan dalam APBD P, Pemko juga sudah merencanakan anggaran pelaksanaan infrastruktur jalan dan fasilitas umum kawasan tersebut dalam APBD murni 2008 senilai Rp6 miliar. "Anggaran tersebut kita rencanakan masuk dalam APBD 2008. Untuk
pelaksanaan infrastruktur tahap awal," katanya.
Untuk tahap awal, pemerintah rencananya akan membangun water boom, kereta air, kolam pancing dan arena permainan anak-anak seperti kawasan wisata di Dufan. Selain itu, dibangun komplek perkampungan Melayu yang menampilkan ciri khas budaya Melayu
masing-masing kabupaten dan kota di Riau, terutama Pekanbaru.
Setelah kawasan ini terbentuk, menurut Yusman masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh menikmati liburan bersama keluarganya di luar kota. Karena cukup hanya dengan mengunjungi Danau Buatan, maka masyarakat dapat menikmati liburannya. (mr)

Minggu, November 11, 2007

Kerinci Simpan Destinasi Tersembunyi

BERITA WISATA :
- Potensi Besar Namun Belum Dikemas Serius


Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi yang berbatasan dengan Sumatera Barat banyak menyimpan objek wisata alam, sejarah, dan religius tersembunyi belum dikemas atau dikembangkan pemerintah daerah menjadi komoditi pariwisata menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Presedium LSM Bina Potensi Kabupaten Kerinci, Budi Vrihasphati Jauhari, Minggu menilai potensi objek wisata alam cukup banyak di kabupaten itu, ada yang masih tersembunyi belum dikenal masyarakat luas yaitu Telaga Taman Tujuh yang berada di atas bukit Desa Hiang Tinggi, sekitar 12 km dari Kota Sungai Penuh, Kerinci.

Telaga Taman Tujuh itu memiliki tujuh telaga mata air yang jernih dipercaya warga sekitar untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Anehnya air telaga itu tidak pernah kering walau tidak satupun pohon tumbuh di bukit itu. Pada musim kemarau air telaga tetap keluar dari perut bumi yang juga lokasinya berada sekitar 75 meter dari makam tua nenek Jabariah yang dipercaya warga dengan sebutan "Nenek Hilang di Laman". Makam keramat itu berusia sekitar 600 tahun.

Budi mengutip sajak salah seorang pujangga terkenal asal Kerinci almarhum Ghazali Burhan Riodja "Kerinci ibarat tanah surga sekepal yang tercampak ke bumi" dengan segala potensi objek wisata alam yang dimiliki kabupaten yang berjarak 418 km arah barat Kota Jambi itu.

Seharusnya pemerintah Kerinci harus menangkap berbagai peluang untuk mencari pemasukan daerah dan masyarakat, sebab daerah itu selain sektor perkebunan kulit manis dan pertanian, juga memiliki potensi wisata alam menarik cukup banyak. Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) seluas 1,2 juta hektar atau 25 persen berada di Kerinci, kini menjadi "paru-paru" dunia juga memiliki objek wisata Danau Gunung Tujuh yang berada di Gunung Kerinci dengan ketinggian 3.805 dari permukaan laut (DPL).

Juga, ada air terjun Telun Berasap di Kec. Gunung Tuju, Danau Kerinci Kec. Danau Kerinci, dan air hangat di Semurup atau kaki pegunungan Bukit Barisan. Sektor pariwisata Kerinci yang menjadi daerah tujuan utama wisata Provinsi Jambi belum serius dikembangkan pemerintah daerah dan pemerintah pusat, lantaran tidak ada kemauan atau kerja yang serius.

"Buruknya infrastruktur jalan, belum dioperasikannya lapangan terbang Depati Parbo jangan dijadikan alasan, sebab alasan itu terus dimunculkan sebagai alasa klise," tambahnya (an)

Wisatawan Keluhkan Akses Internet

BERITA WISATA :
- Destinasi Sungai Penuh Tak Ada Jaringan

Para wisatawan nasional (wisnus) dan mancanegara (wisman) mengeluhkan sulitnya mengakses hubungan komunikasi melalui jaringan internet dari Kota Sungai Penuh, Ibukota Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi ke berbagai tujuan kota dan ke luar negeri.
Sejumlah pendatang dari Kota Medan, Bali, Jambi, Jakarta dan seorang wisatawan asal Belanda yang sedang menganteri di salah satu warung internet di kota di "Alam Bumi Sakti" Kerinci itu, Minggu mengakui sejak Sabtu mereka berusaha mengirim informasi melalui internet tetapi selalu gagal.
Marco wisatawan dari Bali dan Budi salah seorang kontributor stasiun televisi ketika ditemui di kantor pelayanan Telkom di depan lapangan Merdeka Kota Sungai Penuh, juga mengakui kesulitan yang sama untuk mengirimkan laporan melalui jaringan internet dari kota itu ke luar kendati sambungan telepon "conect" dan pulsa terus dihitung.
Seorang petugas Telkom yang melayani masyarakat umum itu, mengakui sering terjadi hambatan pengiriman informasi melalui internet karena menurutnya kota itu berada di bawah atau dikelilingi pegunungan. "Jangankan terkirim, berita yang hendak saya kirim ke kantor menggunakan E-Mail juga hilang," ujar Indra salah seorang jurnalis dari Kota Jambi yang sedang bertugas di Kabupaten Kerinci yang dulu masuk wilayah Provinsi Sumatera Barat.
Kabupaten Kerinci bergabung dengan Provinsi Jambi sejak tahun 1957, dan jarak dari kota itu ke Kota Jambi sekitar 419 km yang ditempuh lebih kurang 12 jam melalui jalan darat, sedangkan jarak dari Sumatera Barat lebih dekat hanya sekitar lima jam perjalanan (berjarak 250 km).
Daerah berhawa dingin itu sebagai penghasil sayur-mayur dan buah-buahan terbesar dari Jambi, bahkan penghasil kulit kayu manis terbesar di dunia dengan produksi rata-rata lebih kurang 100 ton per minggu. (an)

Jumat, November 09, 2007

Kapal Pesiar Mampir di Semarang

BERITA WISATA :
Turis Belanda Nostalgia Bekas Jajahannya

Sebuah kapal pesiar mewah merapat di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Kapal berbendera Holland Amerika Line yang memiliki 12 lantai, mengangkut 1.800 turis dari berbagai negara.
Mereka sengaja digelontorkan ke Jawa Tengah untuk menjadi saksi bahwa objek-objek wisata menarik yang tersebar di berbagai lokasi wisata, seperti Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Magelang, dan Daerah Istimewa Yogyakarta, relatif aman dan nyaman serta pantas menjadi daerah kunjungan wisata turis mancanegara (wisman).
Para turis asing berangkat dari Belanda menggunakan kapal pesiar mewah, Holland Amerika Line, berlantai 12. Mereka tidak hanya berasal dari Belanda, tapi banyak juga dari Amerika, Eropa, dan beberapa negara Asia lainnya. Sebagian besar penumpang mengaku baru pertama kali datang ke Semarang. Sejak lama mereka ingin sering datang ke Indonesia, khususnya Jateng.
Menurut Tagsu Tambunan, salah seorang kru kapal pesiar Holland Amerika Line, ribuan turis tersebut sangat ingin mengunjungi beberapa lokasi wisata di Semarang, Yogyakarta, dan Candi Borobudur. Setelah itu, sebagian lainnya ingin meneruskan kunjungannya ke Bali.
Kapal pesiar milik Holland America Line, dilengkapi sejumlah fasilitas, seperti kolam renang, restoran, tempat hiburan, sentral olahraga, dan berbagai fasilitas menarik lainnya.
Yang terasa agak unik, sebagian besar wisatawan mancanegara yang membanjiri Jateng tersebut merupakan kaum lanjut usia. Saking tuanya, tidak sedikit di antara mereka datang dengan membawa alat bantu berjalan, seperti tongkat maupun kursi roda serta ditemani istri, suami, atau anak-anak dan kerabatnya.
Mella (46), turis asal Belanda yang sudah beberapa tahun tinggal di Yogyakarta, mengaku ingin nostalgia juga ingin menjemput sanak-familinya yang akan berwisata ke Yogyakarta.
General Manager PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Emas Semarang, Bambang Subekti menjelaskan pihaknya kini menyiapkan berbagai fasilitas tambahan serta melakukan pembenahan di kawasan pelabuhan. Seperti mempercantik ruang tunggu khusus bagi penumpang dari mancanegara.
Juga ikut mengatur armada pengangkut wisatawan, seperti bus pariwisata, taksi, atau kendaraan pribadi. "Fasilitas maupun sistem kerja di sini kami sesuaikan dengan prosedur yang ditetapkan dalam standar ISPS (International Ship and Port Facility Security) Code," katanya (sk)

Situs Kerajaan Majapahit Direhap

BERITA WISATA :
Meski Direnovasi, Wisatawan Boleh Masuk


Dirjen Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Hari Untoro Drajat mengatakan, pembangunan kawasan situs sejarah pusat kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto Jawa Timur (Jatim) kini memasuki tahap pengembangan dan pemanfaatan.
"Pembangunan secara pisik untuk tahap perlindungan situs atau koservasi sudah mencapai 80%, sedangkan 20% tinggal tahap pengembangan dan pemanfaatannya," kata Hari Untoro Drajat di Jakarta, Jumat (9/11).
Dikatakan dalam tahap pengembangan dan pemanfaatan, Pemerintah Pusat (Depbudar) bersama Pemda Mojokerto mengembangkan fasilitas pariwisata (Majapahit Park) di zonasi yang telah ditentukan dengan melibatkan masyarakat setempat.
"Selain untuk konservasi, kawasan situs sejarah Trowulan juga dikembangkan sebagai obyek wisata sejarah, yang diharapkan akan memberi manfaat kepada pemerintah daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal," kata Hari Untoro Drajat, seraya mengatakan, pemerintah saat ini tengah mengajukan kepada UNESCO agar kawasan situs Trowulan menjadi warisan dunia (World Heritage).
Meski dalam tagah rehab, namun wisatawan yang datang ke obyek wisata peninggalan sejarah ini bisa masuk secara leluasa, karena selama ini tidak ada penutupan buat wisatawan yang berkunjung.
Majapahit merupakan kerajaan besar di kawasan Asia Tenggara di Abad ke-13. Bekas kejayaan Majapahit selain situs Trowulan, juga ditemukan berupa artefak dan benda persembahan seperti guci di berbagai negara di Asia, termasuk di Jepang.
"Majapahit sebagai kerajaan besar di Asia Tenggara telah melakukan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan kerajaan Kamakura, yang pada Abad XIII juga merupakan kerajaan besar di Jepang," kata Hariyadi Usman.
Pemerintah tahun 1986 membuat rencana induk (master plan) untuk perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kawasan situs bekas pusat kerajaan Majapahit di Trowulan. Master plan secara sistematis ditetapkan penanganan dan penataan situs dan bangunannya seperti Kolam Segaran, Candi Menakjinggo, Makam Putri Campa, Kubur Panjang, Candi Tikus, Gapura Bajang Ratu, Kompleks Candi Kedaton, Kompleks Makam Troloyo, Candi Brahu, Candi Gentong, Gapura Waringin Lawang, dan Candi Bhre Kahuripan.
Juga dirancang pengembangan rute alternatif wisata budaya yang akan membantu wisatawan untuk menelusuri kejayaan kerajaan Majapahit masa lalu secara efisien dan komprehensif. Misalnya, pada alternatif pertama, dalam jalur jalan sepanjang 6,840 km, wisatawan atau pengunjung sudah dapat menyaksikan peninggalan arkeologi/situs kerajaan Majapahit yang relatif lengkap. Juga mengikuti rute alternatif kedua, dalam gerakan sepanjang 8,880 km, berbagai situs penting Kerajaan Majapahit sudah dapat ditelusuri. (e)

Pikat Turis Lewat Busana

BERITA WISATA :
Festival Busana Nusantara digelar di Bali

Enam perancang ternama Oscar Lawalata, Nita Azhar, Ali Charisma, Merdi Sihombing, Tjok Abi, dan Sofie, yang dikenal sangat komit terhadap busana tradisional dari berbagai daerah di Indonesia sebagai inspirasinya, akan menampilkan karya busananya pada Festival Busana Nusantara 2007 di Discovery Shopping Mall Kuta Bali, 16-17 November 2007.
Tujuan festival ini, untuk menjadikan busana tradisional dari penjuri tanah air sebagai salah satu tujuan pariwisata Indonesia. "Juga, festival ini juga untuk mendorong para desainer agar lebih termotivasi membuat karya-karyanya,'' ungkap Dirjen Pemasaran Kebudanaan dan pariwisata Departemen kebudayaan dan Pariwisata Thamrin B. Bachri di Jakarta, Jumat (9/11).
Dijelaskan, mempromosikan pariwisata memang tidak hanya menjual destinasi yang dimiliki Indonesia, namun juga bagaimana segala potensi budaya yang ada pun layak untuk dipromosikan. Karena itu, busana tradisional maupun modern yang ada di Indonesia sangat mendukung kegiatan pariwisata.
Sehingga, wisatawan mancanegara (wisman) yang datang tidak hanya menukmati panorama Indonesia saja namun juga bisa melihat keaneragaman budaya, kerajinan, namun juga dari sisi busana, tambahnya.
Salah satu perancang yang terlibat dalam Festival ini, Oscar Lawalata akan mengusung tema pesona Baju Bodo dan tenun Ikat Makassar. Baju Bodo tercatat menjadi salah satu busana tertua di dunia.
"Dalam pergelaran busana di Bali, saya akan mengangkat Baju Bodo dengan sentuhan kontemporer. Festival ini akan membantu menunjukkan busana Indonesia memiliki banyak ragam," ujar dia.
Tidak seperti di Jepang dengan Kimononya, atau India dengan pakaian Sari. Untuk Indonesia memiliki banyak busana. ''Itulah identitas Indonesia," tambah perancang kenamaan.
Juga perancang Merdi Sihombing akan mengangkat tema busana Songket melayu Sumatera Utara. Dalam pergelaran Festival Busana Nusantara 2007, panitia penyelenggara menargetkan dapat mendatangkan 5.000 pengunjung. (e)

Kamis, November 08, 2007

ASEANTA Awards for Excellence 2008

BERITA WISATA :
- 9 Kategori Penghargaan Pariwisata
Organisasi pariwisata ASEAN atau ASEAN Travel Association (ASEANTA) untuk kedua puluh dua kalinya akan memberikan ASEANTA Award for Excellence 2008 kepada individu, organisasi yang dinilai memberikan kontribusi terhadap pengembangan, pertumbuhan, dan promosi kebudayaan dan pariwisata di kawasan ASEAN.
Ada sembilan kategori yang dikompetisikan dan dipilih yang terbaik (the best) untuk kategori: tourism photo, tour package, airline programme, concervation effort, tourist attraction, travel article, marketing & promotions, cultural conservation effort, dan poster.
Penghargaan itu akan disampaikan pada event Asean Tourism Forum (ATF) di Bangkok, Thailand, Januari 2008 mendatang.
Direktur Pengembangan Pasar, Ditjen Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Syamsul Lussa, juga sekaligus merupakan Alternate Board Member ASEANTA, Syamsul Lussa mengatakan penghargaan ASEANTA ini diberikan sejak 1987 atau selama 21 tahun terakhir banyak dimenangkan oleh beberapa negara tertentu seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand untuk semua katagori. Indonesia yang notabene punya keunggulan begitu banyak hanya memenangkan tujuh awards untuk empat katagori.
Hal ini disebabkan kurangnya masukan (entries) yang diusulkan atau dinominasikan oleh Indonesia ke pihak Panitia atau Tim Juri ASEANTA Awards for Excellence, kata Syamsul yang juga Direktur Pengembangan Pasar Ditjen Pemasaran Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) di Jakarta, Kamis (8/11).
Dengan kondisi itu, sambung Syamsul, berbagai produk unggulan pariwisata Indonesia sangat layak untuk dikompetisikan di kawasan ASEAN. Untuk itu, Depbudpar menghimbau semua industri melalui asosiasi dan industri pariwisata nasional agar dapat mengerahkan seluruh anggota/perusahaan/individu untuk mengikuti kompetisi sekaligus memasukan nominasinya (entries) segera mungkin sebelum batas akhir penerimaan nominasi, 30 November 2007 oleh tim juri ASEANTA.
Sehingga dapat memenangkan lebih banyak penghargaan (awards) yang pada gilirannya akan memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi yang menarik untuk dikunjungi, kata Syamsul.
Organisasi ASEANTA merupakan organisasi pariwisata terbesar untuk kawasan ASEAN. Saat ini anggotanya terdiri Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, serta Vietnam. Keanggotaan dalam ASEANTA ini selain dari unsur pemerintah juga dunia swasta yakni pelaku industri yang tergabung dalam asosiasi pariwisata.
Anggota ASEANTA dari Indonesia, selain Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) juga asosiasi pariwisata-- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Asosiasi Perusahaan Biro Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA). (e)

Rabu, November 07, 2007

Jejak Kegagahan TNI Masa Lalu

WISATA MUSEUM :
Museum Satria Mandala

SUASANA lenggang, sunyi, hening begitu terasa kuat di Museum Satria Mandala. Di siang bolong saja, cuma hanya dikunjungi wisatawan lokal yang dapat dihitung dengan jari. Mereka serius menikmati potret perjalanan sejarah kegagahan, keperkasaan tentara Indonesia di masa kemerdekaan 1945, masa orde lama hingga masa orde baru.

Bagaimana masa reformasi, kabinet gotong royong, persatuan nasional sampai masa kabinet Indonesia Bersatu, memang belum begitu terekam datanya dan pemerintah harus membangun kembali ruang yang lebih luas jika masa-masa itu harus dimuseumkan.
Namun demikian, keberadaan museum di Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan ini, sudah menyimpan berbagai benda bersejarah berkaitan dengan TNI. Gedung Museum yang diresmikan pada 5 Oktober 1972 oleh Presiden RI Soeharto ini, sebelumnya dikenal sebagai Wisma Yaso yaitu tempat kediaman pribadi Ratna Sari Dewi Soekarno, salah satu istri Presiden Soekarno.
Bahkan di wisma ini Bung Karno sempat disemayamkan sebelum dimakamkan di Blitar, Jawa Timur. Museum yang berdiri di lahan seluas 5,6 hektar, lokasinya memang sangat strategis dan representatif, karena begitu masuk halaman luar museum sudah disuguhi berbagai peninggalan peralatan perang kelas berat yang pernah dipergunakan TNI, dalam menghadapi lawan yang merongrong kedaulatan negara, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Kendaraan perang itu seperti pesawat terbang, peluru kendali, kendaraan tempur dan meriam. Saat melangkah kaki memasuki ruang utama museum, sejumlah panji-panji tiga angkatan dan Polri menyapa bersahaja. Lantas ruang diorama yang diawali penggambaran pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno-Hatta di Jalan Pegangsaan Jakarta, 17 Agustus 1945. Juga dilengkapi 6 diorama, yang diawali Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada 22 Agustus 1945, diakhiri peristiwa Pertempuran Surabaya, 10 November 1945, yang begitu heroik dimana setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pahlawan.
Bahkan masih ada 74 diorama lainnya tentang peranan TNI dalam membela Negara dari masa ke masa. Diorama itu berisi aneka peristiwa pemberontakan seperti Komando Jihad dengan peristiwa Woyla, DI/TII, Kahar Muzakar, Daud Beureueh, peledakan Candi Borobudur, pemberontakan Yon 427 yang terdiri mantan Laskar Sabilillah dan Hisbullah dan lainnya.
Yang membuat terpana di Museum ini, ada ruangan spesial bagi dua pahlawan nasional yakni Ruang Jenderal Sudirman dan Ruang Jenderal Oerip Soemohardjo. Dua tokoh TNI ini memang mendapat perhatian khusus, karena kedua tokoh ini sebagai tonggak sejarah lahirnya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Berbagai peninggalan harta milik kedua jenderal ini masih tersimpan rapi, bahkan ada kata-kata mereka yang sampai kini masih dikenang sepanjang jaman. ’’Aneh, Satu Negara Zonder Tentara’’. Demikian kata puitis dan diplomatis Jenderal Oerip Soemohardjo yang diucapkan setelah Indonesia Merdeka. Kata itu terucap setelah Indonesia merdeka ternyata pemerintah tidak segera membentuk angkatan perang, malah hanya membentuk Badan Keamanan Rakyat, pada 22 Agustus 1945.
Situasi itu membuat jenderal kelahiran Kampung Sudureyan Purworejo, 23 Februari 1893 ini, mengeluarkan kata singkat yang penuh makna. Nampaknya kata ’sakti’ itu langsung mendapat respon dari pemerintah, dan persis 5 Oktober 1945 dibentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang dipimpin Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar yang saat itu baru berusia 29 tahun, sementara Kepala Staf Umum TKR dipegang Letnan Jenderal Oerip Soemohardjo, yang saat itu berusia 52 tahun.
Meski beda usia yang sangat menyolok namun keduanya mampu bekerjasama dalam menegakkan panji-panji angkatan bersenjata. Koleksi peninggalan bekas mayor KNIL (Koningklijke Nederlands Indische Leger) atau tentara Hindia Belanda yang setia kepada mahkota kerajaan Belanda ini, tidak terlalu banyak. Peninggalan Pak Oerip hanya tanda bintang jasa dan gambar berukuran besar yang sedang menunggang kuda.
Sementara bukti peniggalan Jenderal Sudirman masih cukup banyak, seperti tandu yang dipakai saat bergerilya melawan penjajah. Juga, tempat tidur yang dibuat dari kayu, meja tugas, juga koleksi pribadi seperti intang tanda jasa, tas kerja sampai surat akte kematian Panglima Besar pu masih tersimpan rapi. ’’Semua ini asli milik Jenderal Sudirman,’’ ungkap Humas Museum Satria Mandala, Ny. Ramsiah.
Di museum ini, juga dapat ditemui berbagai koleksi senjata mulai senjata tradisional di masa Kemerdekaan tahun 1945 sampai masa orde baru 1999. Senjata peralatan perang tradisional yang diambil dari berbagai penjuru daerah di tanah air, nampak masih tersimpan rapi dan terawat. Ada pedang peninggalan penjajah Belanda, Samurai dari penjajah Jepang, juga trisula, bambu runcing, bom molotov, mandau, bahkan granat gombyok. Tak ketinggalan ada beberapa sentara api buatan pabrik senjata Demakujo di Yogyakarta. Pembuatan senjata api ini memang terkesan masih sederhana, tradisional sehingga terkesan sangat antik. Namun demikian, keberadaannya justru membantu tentara Indonesia pasca Indonesia Merdeka. Juga ada senjata buatan Kalimantan sepertis pistol Metralur MKV dan MKTT.
Selain senjata buatan lokal juga ada senjata buatan luar negeri yang umumnya pampasan masa penjajahan Belanda, Jepang bahkan kedatangan sekutu ke Indonesia pada tahun 1945 -1947. Beberap senjata api seperti Reesing M 50 dari AS buatan tahun 1945, Austen buatan Australia, Husquarden dari Swedia, Steyk dari Austria, Ariska Jepang, bahkan Kanabi dari Jerman Barat. Juga beberapa koleksi persenjataan lainnya seperti ranjau, rudal, torpedo, tank, meriam bahkan helikopter dan pesawat terbang, juga senjata berat lainnya masih tersimpan rapi.
’’Selama ini alat persenjataan ini yang paling banyak digemari wisatawan, terutama anak-anak sekolah karena mereka ingin tahu tentang keadaan yang sebenarnya. Sementara untuk melihat diorama mereka kurang senang,’’ sambung Ny. Ramsiah. Bahkan ruang senjata berat sampai ringan, juga masih ada koleksi lainnya yang ada Ruang Tanda Jasa, Ruang Potret TNI, atribut dam lambang ketentaraan dari masa kemerdekaan sampai orde baru, Balairung Pahlawan dan Ruang Pakaian Seragam. Juga, di belakang museum masih tersimpan rapi kendaraan perang seperti tank dan panser berbagai jenis pesawat terbang peninggalan masa lalu-satu diantaranya adalah pesawat Cureng yang pernah diterbangkan oleh Agustinus Adi Sucipto.
Masih dalam kompleks Museum TNI Satriamandala, juga terdapat, Museum Waspada Purbawisesa, sebuah museum kecil yang menempati dua lantai dari sebuah gedung berlantai lima yang masih berada di dalam areal Museum ABRI Satria Mandala. Museum ini, sesuai dengan namanya, merupakan sebuah ‘situs peringatan’ kepada bangsa ini agar tidak melupakan aneka pemberontakan terhadap negara. Terdiri dari puluhan diorama yang menggambarkan hal tersebut.
Fasilitas lainnya di Museum TNI Satriamandala ini antara lain : Taman Bacaan Anak, Kios Cinderamata, Kantin serta Gedung Serbaguan yang berkapasitas 600 kursi untuk berbagai kegiatan dan pertemuan. Kini Satria Mandala menambah satu koleksi yang tengah dikerjakan saat ini dengan penataan ulang belasan jenis pesawat terbang di Taman Dirgantara yang pernah dipakai TNI sejak masa Perang Kemerdekaan. Diantaranya AT-16 Harvard, jenis pesawat pemburu, pengintai dan latih lanjut. Pesawat pemburu P-51 Mustang, yang dilingkungan TNI AU dikenal dengan julukan Cocor Merah karena selongsong baling-balingnya berwarna merah. Pesawat transportasi, Dakota C-47 yang diberi nama RI-001 Seulawah maupun pesawat-pesawat peninggalan Jepang seperti Curen dan Nishikoren serta masih banyak lagi koleksi yang tidak kalah menarik.
’’Jika kalau dibandingkan kawasan Fort Siloso di pulau Sentosa Singapura, Museum Satria Mandala terasa sangat sederhana. Namun saya yakin, kalau dikelola dengan profesional, Museum ini jauh lebih surprise karena potensi dan koleksi beragam serta jauh lebih besar dari negara-negara tetangga kita,’’ ungkap Ayu Nabilah, seorang pengunjung bersama rekan kerjanya.
Memang, sambung dia, selama ini museum di Indonesia sangat sepi pengunjung memang ya kondisi dan budaya masyarakat Indonesia kurang suka ke museum dan lebih senang ke mall. ’’Ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah, ya bagaimana museum itu jangan sampai sepi,’’ sarannya.
Jadi mari, jadikan kita sebagai bangsa yang mengingat dan menghargai pahlawannya, ajaklah keluarga kita jangan hanya ke mal dan menjadi orang yang konsumerisme, kenalkan pada sejarah, sekaligus berwisata mengenang semangat kejuangan TNI. Dan dengan mencermati benda-benda sejarah yang ada di Museum TNI Satriamandala, kita memperoleh inspirasi, pelajaran dari pengalaman masa lalu. (e)

Visit Indonesia Year (VIY) 2008

BERITA WISATA :
- 100 Tahun 100 Kegiatan

Bendera Visit Indonesia Year (VIY) 2008 telah dikibarkan. Logo yang menjadi ikon tahun kunjungan wisata Indonesia, mulai disosialisasikan. Gaungnya sudah terdengar nyaring malah sebentar lagi akan lebih bergema di penjuru nusantara bahkan ke seantero dunia internasional. ’Selamat Datang Visit Indonesia Year 2008’.

TAHUN 2008, dunia pariwisata Indonesia punya hajatan besar yang digelar bertepatan 100 Tahun Kebangkitan Nasional. Memang setelah 1991 yang merupakan tonggak awal Visit Indonesia Year, Indonesia belum pernah menggelar event kepariwisataan dalam skala yang akbar dan spektakurel.
Karenanya, Visit Indonesia Year 2008 dijadikan sebagai momentum dalam mendorong pertumbuhan kepariwisataan nasional, untuk mencapai kehidupan dan kesejahteraan nasional yang lebih baik. Bahkan event ini diharapkan menjadi kebangkitan pariwisata nasional setelah mengalami aral rintangan berbagai kejadian yang datang silih berganti.
’’Kebangkitan dalam arti kesiapan Indonesia sebagai destinasi pariwisata yang siap untuk dikunjungi bagi wisatawan dunia. Kebangkitan untuk menciptakan nilai daya saing pariwisata Indonesia dalam peta persaingan di tingkat regional maupun internasional,’’ ungkap Dirjen Pemasaran Depbudpar Thamrin B. Bachri.
Kebangkitan untuk menggerakkan distribusi kunjungan wisman (wisatawan mancanegara) dan wisnus (wisatawan nusantara) secara optimal sepanjang tahun di seluruh destinasi pariwisata di Indonesia. ’’Dan terakhir membangkitkan partisipasi dunia usaha serta masyarakat untuk mempersiapkan diri dalam menyambut kunjungan wisatawan ke Indonesia,’’ tegas Thamrin.
Pada tahun 2008, target kunjungan wisman memang tidak tanggung-tanggung yakni sebesar 7 juta turis asing, dengan rata-rata lama tinggal 12-13 hari dan rata-rata pembelanjaan sebesar 100 sampai 200 dolar AS. Sementara untuk wisnus ditargetkan terjadi peningkatan jumlah dan pergerakan sebenyak 116 juta orang dengan penyebaran distribusi ke penjuru destinasi utama di tanah air.
Memang untuk mencapai target itu tidak seperti membalikan tangan, namun butuh persiapan khusus, kerja keras dan promosi yang gencar. ’’Berbagai cara telah dilakukan untuk mempromosikan kepariwisataan Indonesia dalam menyambut Tahun Kunjunga Wisata 2008 ke sejumlah pasar wisata dunia. Jadi Visit Indonesia Year ini sudah menjadi tema sentral dalam berbagai kegiatan promosi dan pemasaran pariwisata Indonesia di dalam dan luar negeri sejak awal tahun 2007 lalu,’’ ungkapnya serius.
Bahkan salah satu langkah promosi, Depbudpar bekerja sama dengan Garuda seperti pemasangan logo Visit Indonesia Year 2008 dan penyebaran brosur, lefleat, pemuatan di Flight Megazine dan lainnya. Dipilihnya flight carrier ini mengingat Garuda sudah memiliki kantor jaringan di 21 kota di Asia, Australia, dan Timur Tengah.
Selain itu, Daerah juga gencar melakukan promosi wisata melalui pesta kesenian seperti sekarang sedang berlansung di Bali, disusul Lampung, Palembang, dan lain-lain. Semua itu harus dinilai sebagai bagian dari pelaksanaan persiapan Visit Indonesian Years 2008, kata Thamrin.
Prinsipnya VIY 2008, sambung dia, merupakan kebangkitan bagi destinasi-destinasi di daerah agar dapat menarik kunjungan wisman, juga dalam berbagai kesempatan program VIY 2008 telah disosialisasikan. Dalam rapat koordinasi nasional (Rakornas) Budpar, program VIY 2008 sudah disosialisasikan ke Pemda Provinsi, Kabupaten, dan kota.
Terkait dengan itu, Visit Indonesia Year (VIY) 2008 disemarakkan 100 even yang spektakular, menarik, skala internasional dan profesional yang akan berlangsung di berbagai daerah se antero Indonesia. Untuk bulan Januari 2008, misalnya, ada dua even yang menarik dicermati wisatawan mancanegara, yakni Tabot Festival di Bengkulu dan Festival Keraton Nusantara 2008 di Gowa, Sulawesi Selatan. Di awal 2008 sendiri akan digelar beragam acara budaya dan kepariwisataan menarik di Bali, Jakarta, Yogyakarta, dan Manado.
Sementara di bulan Februari akan digelar acara Bau Nyale Putri Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Visit Musi 2008 yang intinya menyelenggarakan beragam acara budaya khas di sekitar Sungai Musi, Palembang, dan Enjoy Astro Indonesia Open akan digelar di Jakarta.
Pada Maret akan digelar 3 acara besar, yakni Sekaten Fair di Solo dan Yogya, kemudian International Furniture & Craft Fair Indonesia 2008 di Jakarta dan Jakarta International Java Jazz Festival yang lokasi pementasannya juga dipusatkan di Jakarta.
Selain itu, ada event World Batik Summit di Jakarta, World Culture Forum di Bali, World of woman Indonesia wide, Festival Istiqal di Jakarta, August 17-th Celebrations, Pawai Festival Bunga di Tomohon, seperti Pasadena, Festibval Bunaken dan penetapan Indonesia sebagai world Heritage.
Selama kegiatan VIY 2008, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 153 miliar pada RAPBN 2008, sedangkan pada RAPBN-P 2007 diusulkan sebanyak Rp 100 miliar. "Dari anggaran RAPBN-P 2007 ini 80 persen akan digunakan untuk promosi dengan memasang iklan di media dalam dan luar negeri, sisanya untuk membantu kegiatan di daerah dengan target setiap daerah mendapat Rp 2-5 milyar," katanya.
Visit Indonesian Years 2008 memang tidak sekadar acara seremonial, tetapi di balik itu ada tanggung jawab moral, bagaimana melalui pengelolaan kepariwisataan masyarakat Indonesia bisa merasakan perbaikan derajat kesejahteraannya. Semoga.