Jumat, November 09, 2007

Situs Kerajaan Majapahit Direhap

BERITA WISATA :
Meski Direnovasi, Wisatawan Boleh Masuk


Dirjen Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Hari Untoro Drajat mengatakan, pembangunan kawasan situs sejarah pusat kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto Jawa Timur (Jatim) kini memasuki tahap pengembangan dan pemanfaatan.
"Pembangunan secara pisik untuk tahap perlindungan situs atau koservasi sudah mencapai 80%, sedangkan 20% tinggal tahap pengembangan dan pemanfaatannya," kata Hari Untoro Drajat di Jakarta, Jumat (9/11).
Dikatakan dalam tahap pengembangan dan pemanfaatan, Pemerintah Pusat (Depbudar) bersama Pemda Mojokerto mengembangkan fasilitas pariwisata (Majapahit Park) di zonasi yang telah ditentukan dengan melibatkan masyarakat setempat.
"Selain untuk konservasi, kawasan situs sejarah Trowulan juga dikembangkan sebagai obyek wisata sejarah, yang diharapkan akan memberi manfaat kepada pemerintah daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal," kata Hari Untoro Drajat, seraya mengatakan, pemerintah saat ini tengah mengajukan kepada UNESCO agar kawasan situs Trowulan menjadi warisan dunia (World Heritage).
Meski dalam tagah rehab, namun wisatawan yang datang ke obyek wisata peninggalan sejarah ini bisa masuk secara leluasa, karena selama ini tidak ada penutupan buat wisatawan yang berkunjung.
Majapahit merupakan kerajaan besar di kawasan Asia Tenggara di Abad ke-13. Bekas kejayaan Majapahit selain situs Trowulan, juga ditemukan berupa artefak dan benda persembahan seperti guci di berbagai negara di Asia, termasuk di Jepang.
"Majapahit sebagai kerajaan besar di Asia Tenggara telah melakukan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan kerajaan Kamakura, yang pada Abad XIII juga merupakan kerajaan besar di Jepang," kata Hariyadi Usman.
Pemerintah tahun 1986 membuat rencana induk (master plan) untuk perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kawasan situs bekas pusat kerajaan Majapahit di Trowulan. Master plan secara sistematis ditetapkan penanganan dan penataan situs dan bangunannya seperti Kolam Segaran, Candi Menakjinggo, Makam Putri Campa, Kubur Panjang, Candi Tikus, Gapura Bajang Ratu, Kompleks Candi Kedaton, Kompleks Makam Troloyo, Candi Brahu, Candi Gentong, Gapura Waringin Lawang, dan Candi Bhre Kahuripan.
Juga dirancang pengembangan rute alternatif wisata budaya yang akan membantu wisatawan untuk menelusuri kejayaan kerajaan Majapahit masa lalu secara efisien dan komprehensif. Misalnya, pada alternatif pertama, dalam jalur jalan sepanjang 6,840 km, wisatawan atau pengunjung sudah dapat menyaksikan peninggalan arkeologi/situs kerajaan Majapahit yang relatif lengkap. Juga mengikuti rute alternatif kedua, dalam gerakan sepanjang 8,880 km, berbagai situs penting Kerajaan Majapahit sudah dapat ditelusuri. (e)

Tidak ada komentar: