Selasa, Desember 16, 2008

PULAU PASIR TIMBUL TERANCAM HILANG

PULAU Pasir Timbul memang agak asing bagi para penggemar wisata bahari, namun pulau yang luasnya tersisa hanya sekitar 60 m2 itu memang sangat mempesona dengan paparan pasir putihnya di tengah kawasan Teluk Lampung.Pulau Pasir Timbul memang tidak seterkenal tempat wisata bahari lainnya di Lampung, seperti Pasir Putih dan Gunung Karaktau, namun pesona alam dan baharinya tidak kalah menarik.Para nelayan yang biasanya menangkap ikan di kawasan Teluk Lampung, termasuk di perairan Pulau Pasir Timbul, menyebutkan pulau itu hanya muncul pada pagi menjelang siang hari, dan akan tenggelam saat pasang naik.Jadi, pulau yang dipenuhi hamparan pasir itu kadang muncul, kadang tenggelam, sehingga para nelayan setempat menyebutkan namanya Pulau Pasir Timbul. Artinya, hanya paparan pasir putih yang tampak saat pasang air laut surut pada pagi hari.Pulau itu bisa dijangkau dari Pantai Hanura, Kabupaten Pesawaran, dengan perahu motor selama 20 menit perjalanan. Sekitar 50 meter menjelang pulau itu, tinggi air laut pada pagi hari hanya sebatas lutut, sehingga pengunjung sering memanfaatkan kondisi itu untuk berjalan berkeliling sekedar melihat terumbu karang atau ikan- ikan kecil dan binatang laut lainnya, seperti bintang laut dan kepiting.Saat matahari pagi mulai terbit dan kondisi air sedang hangat, banyak pengunjung yang memanfaatkan kesempatan itu untuk berenang dengan menggunakan kacamata khusus untuk melihat ikan- ikan yang berenang di terumbu karang, yang banyak berkembang di sekitar perairan pulau tersebut.Ikan "Nemo" yang paling banyak diminati anak-anak dan para remaja, karena warnanya yang paling mencolok di antara ikan-ikan lainnya yang terdapat di terumbu karang Pulau Pasir Timbul.Karena masih belum terkenal, Pulau Pasir Tenggelam tidak ramai dikunjungi orang, sehingga kondisi pasir, terumbu karang dan hewan laut yang ada masih relatif terjamin. Jika sebagian pengunjung pulau itu "berburu" ikan hanya sekedar menikmati keindahannya saja, di pantai pulau itu ternyata juga terdapat berbagai jenis ikan yang bernilai ekonomi tinggi, seperti udang pasir (Thenus orientalis).Selain udang pasir adalah udang windu, udang jerbung, udang putih, udang raja, udang kembang, udang dogol, udang api-api, udang pasir dan udang karang (lobster). Namun kini, populasi udang pasir dan ikan di Teluk Lampung juga berkurang, karena pencemaran di teluk itu semakin meningkat. JUga nasib "keindahan" Pulau Pasir Timbul, terutama pesona paparan pasir putih dan terumbu karangnya, juga ikut rusak jika pencemaran di Teluk Lampung tetap meluas.Pencemaran akibat sampah organik dan nonorganik, perusakan terumbu karang, penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak, serta perusakan hutan bakau, merupakan ancaman utama atas seluruh objek wisata bahari di wilayah Provinsi Lampung.Lebih dari 18 persen terumbu karang di Teluk Lampung dan sekitarnya saat ini telah mati. Antara empat hingga 28 persen terumbu karang di kawasan itu tertutup pasir, sementara 0,6 hingga 45 persennya pecah atau bentuk morfologisnya sudah tidak utuh lagi.Kawasan hutan bakau di pantai itu juga hampir punah.Berdasarkan data Pemdaprov Lampung, areal hutan bakau di pantai Lampung sepanjang 270 Km, dan kerusakannya mencapai 80 persen tahun 2007.Seiring kerusakan lingkungan yang semakin besar di pesisir dan kawasan Teluk Lampung, Pulau Pasir Timbul agaknya hanya menunggu waktu untuk lenyap dan menjadi "kenangan semata", karena pulau itu terus tergerus air laut dan terumbu karangnya semakin rusak. (a)

Tidak ada komentar: