W I S A T A N E W S: OMSET WISMAN KE JAKARTA ANJLOK

Rabu, Desember 03, 2008

OMSET WISMAN KE JAKARTA ANJLOK

JUMLAH kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Ibukota Jakarta selama Oktober 2008 sebanyak 126.549 kunjungan atau mengalami peningkatan 22,15 persen dibandingkan September 2008. Sayangnya, kenaikan itu tidak dibarengi dengan kenaikan omzet pendapatan malah grafiknya anjlok hingga 20 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat peningkatan kedatangan turis asing yang masuk ke Jakarta melalui tiga pintu utama, seperti Bandara Soekarno Hatta, Pelabuhan Tanjung Priok, dan Bandara Halim Perdana Kusuma.
Peningkatan jumlah wisman terjadi karena kekuatan industri pariwisata seperti pusat pasar yang terkonsentrasi, faktor investasi asing, dan keamanan. Sayangnya kdibalik kenaikan ada penurunan hingga 20 persen. Hal ini terjadi akibat krisis global yang melanda dunia. Sehingga, berdampak pada mahalnya harga makanan dan minuman seperti wine (anggur)
Seperti wisatawan yang datang ke Jakarta paling banyak menikmati hiburan malam, spa, golf dan belanja. Setelah itu mereka berwisata ke Puncak, Bandung, Yogyakarta dan Bali. Sementara obyek wisata yang ada di ibukota seperti Monas, Ancol, Ragunan, Taman Mini jarang ada yang menyinggahi. (endy)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AGENDA WISATA :

AGENDA :
27 FEBRUARI - 9 MARET 2009

3 - 10 MARET 2009
Pekan Budaya Iran di Museum Nasional Jakarta. Berbagai atraksi budaya dan pariwisata menyemarakkan event ini, seperti pagelaran musik tradisional, pemutaran film Iran, pameran kaligrafi dan seni lukis kontemporer, pameran obyek wisata dan kerajian. Juga, hadir 20 artis ternama dari Iran.

6 - 8 MARET 2009
Fesival musik Jazz dengan tema 'Jakarta International Java Jazz Festival' digelar di Jakarta Convention Center. Sedikitnya 40 musisi Jazz dari penjuru dunia, yang sudah punya nama bakal tampil menunjukkan aspirasinya. Musisi jazz ternama seperti Peabo Bryson, Michael Paulo, Dianne Reeves, Jason Mraz, Brain McKnight, Matt Bianco juga musisi jazz Indonesia Dewa Bujana, Humania, Afgan, Tohpati, Glenn Fredly juga ambil bagian.
30 APRIL - 3 MEI 2009
Lomba balap sepeda berskala internasional bertajuk 'Tour of Singkarak 2009' menempuh jarak 459 Km terbagi dalam empat etape : Padang-Bukittingi (92,3km), Bukittinggi-Sawahlunto (85,1 km), Sawahlunto-Danau Singkarak (90,2 km), Danau Singkarak-Danau Kembar-Danau Singkarak (188km). Sebanyak 15 tim balap sepeda dari mencanegara akan hadir dalam event yang memperebutkan total hadiah 60 ribu dolar AS.

11 - 15 MEI 2009
Konferensi Internasional 'World Ocean Conference 2009' digelar di Manado, Sulawesi Utara. Konferensi yang dihadiri 121 negara ini untuk menyinergikan langkah dan aksi nyata dalam memelihara lingkungan kelautan guna mengatasi climate change dan mengantisipasi global warming.

15 MEI 2009
Coral Triangle Initiative (CTI) Summit 2009 digelar di Manado, Sulawesi Utara. Pertemuan para petinggi negara untuk membahas masalah penyelamatan wilayah lautan yang berbentuk segitiga yang terletak di antara 6 negara.

12 - 20 AGUSTUS 2009
Sail Bunaken 2009 di Manado, dengan menghadirkan kapal perang dan kapal layar tiang tinggi dari macanegara.

MAU PROMOSI ?????

Di era informasi, promosi memegang posisi penting, perlu dan wajib hukumnya. Apakah Anda pemda yang ingin mempromosikan obyek wisatanya, pengusaha pariwisata, hotel, BPW (Biro Perjalanan Wisata), transportasi, restoran, asesoris/cinderamata, atau usaha lainnya yang bergerak di bidang pariwisata.
Jika ingin sukses kuncinya hanya satu : PROMOSI
MARCAPADA COMMUNICATION yang bergerak dibidang tourism writer, siap membantu. Kirim bahan promosi/iklan Anda ke marcapada07@gmail.com, atau kontak ponsel : 085697551092
KAMI SIAP MENGANTAR ANDA MENITI JEMBATAN SUKSES.

NGOBROL AJA...........

PR DEPARTEMEN TAK MAKSIMAL BERPERAN

VISIT INDONESIA YEAR (VIY) 2008, tinggal sebulan. Para pakar komunikasi pesimis target kunjungan 7 juta bule ke Indonesia, tercapai. Banyak faktor penyebabnya : kurang kenceng promosi, kurang matang persiapannya, kurang kena sasaran program komunikasinya, kurang dilibatkan public relation (PR). Aselina Trihastuti, pakar komunikasi yang juga anggota International Public Relations Association (IPRA), MIPRA, BPP Perhumas dan owner @PR - Integrated Communications Consultant ini, bincang-bincang dengan WISATANEWS :

WISATANEWS (W) : Target VIY 2008, 7 juta turis. Kalangan komunikasi pesimis target itu, karena gaung VIY di luar negeri kurang greget. Apa karena PR kita tak dilibatkan ?
TRIHASTUTI (T) : Bukannya tak melibatkan PR, tapi sepertinya kurang ‘kenceng’. Juga, persiapan VIY kurang matang antara obyek yang dijual, sarananya, program komunikasinya kurang kena sasaran.
W : maksudnya....
T : Depbudpar belum dapat membedakan kampanye VIY itu kategori advertising atau PR. Kalau saya lihat, mereka baru sebatas advertising, padahal VIY justru kuncinya kegiatan PR baik dengan masyarakat lokal, masyarakat dunia terutama pasar pariwisata Indonesia.Nah, kalau program PR VIY direncanakan matang, termasuk mengedukasi masyarakat bagaimana harus menjadi tuan rumah yang baik, sinergi dan kordinasi antara pemerintah, pelaku usaha (industri pariwisata) dan masyarakat. Hasil akhirnya tentu baik.
W : Apa PR tak pernah diajak diskusi soal itu!!
T : Saya kebetulan duduk di dua organisasi kehumasan, baik local maupun internasional tak pernah mendengar ada diskusi dan pemanfaatan organisasi itu untuk terlibat dalam menyusun ‘blue print’ komunikasi PR VIY 08, apalagi pariwisata nasional.
W : Majukan pariwisata dibutuhkan PR handal. Negara lain sudah membuktikan, China dengan kejadian Tiantement, Thailand dilanda politik dalam negeri, tapi mereka tetap survive jaring turis asing. Bagaimana Indonesia?
T : Terus terang, kita punya banyak asset seperti Borobudur, Kraton, Goa, pantai, situs sejarah, komoditas unggulan perdagangan, anak-anak berprestasi dan lainnya, tapi tidak dimaksimalkan untuk dipakai sebagai ‘vehicle’ mengkomunikasikan kelebihan Indonesia. Jangankan mempromosi, memelihara saja tak bisa apalagi membangun objek baru atau merenovasi yang ada. Lihat Ciliwung, Monas yang ada di depan mata itu objek yang bisa dijual...Nah, program komunikasi Negara lain dikemas sangat kreatif hingga layanan kesehatan saja bisa dikaitkan dengan promosi wisata yang disebut Health tourism. Di Indonesia nampak seperti tidak terkordinasi dengan baik, yang satu sedang menggalakkan yang satu malah seolah tidak mendukung, contoh saja penerangan jalan dan bandara yang dikurangi, sarana televisi di Bandara malah menampilkan sinetron bukannya promosi wisata. Disinilah komunikasi atau PR antar dan inter departemen tidak maksimal berperan.
W : Jadi...
T : Ya, buktinya kita banyak ketinggalan dengan asing. Tidak usah jauh-jauh, dengan Malaysia, Singapore bahkan India saja sudah ‘disalip’. Mereka sukses dengan ‘Country Branding’ dan ‘positioning’ yang di Indonesia masih tahap dibahas.
W : Faktor rendahnya kunjungan itu karena lemahnya komunikasi, publikasi, promosi atau ada faktor lain?
T : Ya...harus integrated. Ada objek, sarana atau fasilitas, infra structure, promosi dan komunikasi
W : Atau kampanye pariwisata kita kurang getol di pasar luar negeri.....
T : Kalau dibandingkan dengan Negara lain tentunya... YA. Lihat yang baru-baru saja deh…Turkey dan Maccau betapa gencarnya mempromosikan diri ke Indonesia.
W : Sebenarnya, kampanye itu apa sudah sesuai harapan?
T : Tergantung ukurannya. Kalau memang targetnya memang sampai disitu saja…mungkin itu sudah dianggap sukses. Harus ada benchmarknya atau sasarannya. Pasarnya sangat luas, luar negeri dan domestic yang masih potensi digarap. Lihat anak-anak sekolah kita, adakah program cross islands mengenal objek wisata sendiri atau sosialisasi wisata ke sekolah-sekolah. Ini bagian dari promosi dan nasionalisme.
W : Hal utama apa yang harus diperbaiki...
T : Kalau mau maksimal ya harus dibenahi dan melibatkan banyak sector termasuk pemda pemilik objek wisata. Target audiencesnya sangat luas dan harus dibuatkan mappingnya.
W : Punya kiat mempromosikan pariwisata Indonesia...?
T : Libatkan stake holder dan buat ‘blue print’ strategi komuninasi yang rinci
W : Bukankah promosi lewat media cetak, elektronik dan internet sudah dilakukan
T : Iya, tapi masih kurang ter-integrasi dengan baik dan kurang ‘heavy’
W : Punya saran buat memajukan pariwisata Indonesia?
T : PR Indonesia itu ’canggih’ lho..., punya banyak orang senior yang juga diakui oleh praktisi luar negeri, libatkanlah mereka. Saking sedihnya bahkan besok 3-5 Desember ada Konvensi Nasional yang digelar Perhumas di Batam dengan topic PR for Indonesia yang akan membahas tentang Country Branding. (endy)

LEGENDA WISATA :

(Obyek wisata di persada nusantara, tak lepas dari sejarah panjang masa lalu yang memiliki mitos, legenda, cerita, hikayat, riwayat yang enak disimak dan enak dibaca. Bacaan ini, ya.anggap sajka sekedar pengetahuan yang memang kadangkala sulit, rumit dibuktikan kebenaran dan logikanya. Percaya atau tidak, namun nuansa legenda itu sudah melegenda di masyarakat kita.)

SEGARA RUPEK

SEGARA RUPEK, namanya masih sangat asing di telinga kita. Bahkan identitasnya pun tak ada dalam daftar peta Indonesia, apalagi dunia. Padahal, jika berwisata ke Bali via overland Pulau Jawa, atau dari Bali ingin jalan-jalan ke 'negara tetangga' Jawa Timur, pasti menyeberanginya.
Kok nyebrang? Ya, memang Segara Rupek atau Laut Sempit atau nama populernya Selat Bali. Jadi, jika ingin melancong ke Pulau Dewata dari Banyuwangi pasti nyebrang pakai ferry, begitu juga sebaliknya. Apa mau diterjang dengan kendaraan atau mau berenang?
Selat Bali memang lautnya tenang, pemandangannya menerawang, suasananya membuat perasaan jadi senang. Memang arus lalu lintas kapal di selat ini sangat padat. Kepadatan tak membuat hati jadi pekat, lantaran sebelum kapal berangkat, pasti disungguhi hiburan melempar uang logam dan anak-anak pantai langsung menyebur laut untuk berebutan mengambilnya. Tapi ingat yang dilempar jangan uang kertas lho....
Saat menyeberang dengan ferry, pikiran selalu melayang kemana-mana. Termasuk memikirkan zaman dulu kala, pasti Pulau Bali dan Pulau Jawa jadi satu. Dan sejumlah al kisah, sejarah, teori yang katanya sah, pernah mencatat bahwa dulu ada gunung besar (katanya Gunung Ijen) meletus sangat hebat sehingga memisahkan Pulau Jawa dan Bali.
Namun ada mithologi lain dari kisah Pulau Bali bahwa dulu kala, saat kerajaan Daha di Jawa ada seorang Pedanda Sakti bernama Mpu Sidhimantra. Mpu ini soulmate, bersahabat dengan seekor naga bernama Naga Besukih. Tak ada data apakah naga itu merupakan penjelamaan manusia suci atau bukan. Namun yang jelas naga ini berdiam, bertapa di sebuah goa suci di desa Besakih yang ada di kaki Gunung Agung.
Setiap bulan purnama, Mpu Sidhimantra selalu silahturahmi ke sahabatnya sambil membawa makanan kesukaan sang Naga, seperti madu, susu, keju. Sebagai balasannya, Naga Besukih mengabulkan segala apa yang diperlukan, diminta, diharapkan oleh Sang Mpu. Agaknya, sang Mpu tak macam-macam meminta segala permintaan. Tujuannya cuma ingin bersahabat.
Mpu Sidhimantra ini punya anak laki-laki bernama Ida Manik Angkeran. Sayangnya, ia tak memiliki sifat seperti ayahnya. Jutru sifatnya kebalikannya. Suka foya-foya, berjudi, mabuk-mabukan, ya pokoknya yang berbau negatif lah. Harta kerajaan habis dipakai Ida Manik untuk jalan tak benar.
Bulan purnama datang lagi. Kebiasaan Mpu Sidhimantra yang silahturahmi ke Naga Besukih, kali tak bisa dijalankan. Lantaran tak enak badan. Sang anak akhirnya memanfaatkan kesempatan emas ini, dengan mendatangi sang Naga. Tanpa sepengetahuan bapaknya, diam-diam Ida Manik berangkat.
Sesampai di depan gua suci, Ida Manik duduk bersila sambil meletakkan madu, susu, keju sesuai tradisi yang dilakukan ayahnya. Sang Naga muncul dan Ida Manik menceritakan bahwa ayahnya tak bisa datang karena sakit. Akhirnya sang Naga menghargai pemberian makanan kesukaannya sekaligus menanyakan apa pesanan permintaan dari Mpu Sidhimantra. Namun dijawab Ida Manik tak ada permintaan khusus.
Seketika itu juga Sang Naga kembali masuk ke dalam gua. Saat ekornya yang panjang masih berada di luar goa, tiba-tiba Ida Manik terkejut karena ujung ekor itu ada permata yang indah dan sinarnya berkilau, Ratna Manik Manikam. Tanpa banyak bicara, ujung ekor itu langsung dipenggal dan dibawa kabur.
Sang Naga pun murka, mencari dan mengejarnya. Lantaran kesaktian, kelihaian dan taktik bergerilya yang hebat, Ida Manik pun sulit dicari. Kejahatan pasti ada kelemahannya. Ternyata bekas telapak Ida Manik menjadi petunjuk bagi sang Naga untuk mencari jejak keberadaannya.
Ternyata ketahuan. Dan Ida Manik pun berlari lagi dan kini masuk hutan cemara. Emosi Sang Naga makin memuncak, akhirnya api dari mulutnya pun dimuntahkan sehingga membakar seluruh area hutan cemara. Dan hutan cemara yang terbakar itu, kini bernama Cemara Geseng atau Cemara Hangus.
Mpu Sidhimantra pun gelisah lantaran sang anak satu-satunya tak pernah pulang. Dan sang Mpu pun mencari yang akhirnya dapat kabar bahwa Ida Manik pergi ke Gua Suci di Desa Besakih. Seketika itu, sang Mpu mendatangi gua dan bertemu dengan Sang Naga. Ternyata Sang Mpu prihatin setelah mendengar cerita sahabatnya soal anaknya yang dinilai melanggar aturan, adat istiadat dan hukum. Juga perbuatannya tidak menyenangkan.
Sang Mpu akhirnya meminta maaf dan meminta agar anaknya dihidupkan kembali dan hutan cemara dihijaukan lagi. Sekaligus berjanji potongan ekor sang naga disatukan lagi dengan badannya. Ternyata kesaktian Sang Mpu berhasil menyatukan ekor Naga. Dan permintaan itu pun dipenuhi. Ida Manik Pangkeran hidup kembali dan meminta maaf kepada sang ayah, serta berjanji menjadi seorang yang baik.
Mpu Sidhimantra tahu bahwa anaknya sudah bertobat tetapi dia juga mengerti bahwa mereka tidak lagi dapat hidup bersama. "Kamu harus mulai hidup baru tetapi tidak di sini," pesannya. Saat Mpu Sidhimantra berjalan pulang ke Jawa, dia sempat melewati tanah kosong yang sempit. Di ujung tanah itu, Sang Mpu menorehkan tongkatnya dan bersamaan dengan itu air langsung melimpah ruah. Sehingga memisahkan antara anak dan bapak, juga memisahkan antara Bali dan Jawa. Tujuannya, agar anaknya tak bisa pulang lagi ke Jawa.
Melimpahnya air itu oleh warga disebut sebagai Segara Rupek. Namun kini namanya sudah berubah menjadi Selat Bali. (endy)

--------------

DUKUNG KAMI:

Pembaca yang Budiman,

INFORMASI lengkap tentang kondisi pariwisata Indonesia saat ini, ditambah berbagai masalah lingkungan dan nasib heritage bangsa ini, kami sajikan secara gratis. Siapa pun bebas mengakses tanpa terbentur ruang dan waktu. Tanpa pembaca situs ini memang hampar, dan tanpa kreatifitas dan kerja keras sang penulis situs ini juga hampar.
Kehamparan akan semakin menguat jika tak ada dukungan dana yang kuat, dan kondisi kami memang belum kuat. Sekiranya pembaca memiliki dana lebih dan peduli dengan situs ini, sisihkan dan kirim melalui :

REKENING BNI CABANG SENAYAN NO: 011 11 06 172

Tiada kata lain selain ucapan terima kasih. Semoga Tuhan membalas kebaikan pembaca dengan berlipat. Amin.
Terimakasih

MARCAPADA

W I S A T A N E W S

Rabu, Desember 03, 2008

OMSET WISMAN KE JAKARTA ANJLOK

Tidak ada komentar:

PANORAMA INDONESIA

AGENDA WISATA :

FEEDJIT Live Traffic Feed

MAU PROMOSI ?????

NGOBROL AJA...........

Senasib Sepenanggungan :

Arsip Blog

Sisi Kehidupanku :

Pengikut

LEGENDA WISATA :

DUKUNG KAMI:

Mau Gabung

W I S A T A N E W S

Rabu, Desember 03, 2008

OMSET WISMAN KE JAKARTA ANJLOK

Tidak ada komentar:

PANORAMA INDONESIA

AGENDA WISATA :

Langganan

FEEDJIT Live Traffic Feed

MAU PROMOSI ?????

NGOBROL AJA...........

Senasib Sepenanggungan :

Arsip Blog

Sisi Kehidupanku :

Pengikut

LEGENDA WISATA :

DUKUNG KAMI:

Langganan

Mau Gabung